Wednesday, February 1, 2017

sejarah singkat MSF



SEJARAH SINGKAT
KONGREGASI PARA MISIONARIS KELUARGA KUDUS
CONGREGATIO MISIONARIORUM A SACRA FAMILIA (MSF)

Kongregasi para imam dan bruder Misionaris Keluarga Kudus atau Congregatio Misionariorum a Sacra Familia (MSF), didirikan pada tanggal 28 September 1895 di Grave, Negeri Belanda dan mendapat pengakuan resmi sebagai Kongregasi Kepausan tahun 1911. Kini berkarya di berbagai benua dan kebangsaan. Pendiri Kongregasi MSF adalah P. Jean Berthier MS, seorang anggota Kongregasi Maria La Salette (MS) di Prancis. Pater Berthier amat terkesan oleh Sabda Yesus: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Matius 9:37-38). Sabda Tuhan inilah yang mendorongnya mendirikan Kongregasi baru, Kongregasi MSF, yang bersifat internasional.

Sebagai Misionaris di Gunung La Salette, P. Jean Berthier MS sering kewalahan melayani peziarah yang berziarah ke Gunung La Salette, tempat Bunda Maria menampakkan diri kepada dua gembala sederhana, Maximin Giraud dan Melanie Calvat. Sementara itu ia melihat banyaknya orang muda yang ingin menjadi imam dan biarawan, tetapi karena berasal dari keluarga yang miskin dan karena usia yang dianggap terlalu tua (14-30 tahun) untuk masuk seminari, mereka tidak bisa mewujudkan cita-cita untuk menjadi imam dan biarawan. Kedua hal inilah yang mendorong P. Jean Berthier MS mendirikan Kongregasi MSF, untuk menampung orang-orang muda yang ingin menjadi misionaris.

Panggilan untuk mendirikan Kongregasi MSF terjadi di atas Gunung La Salette, Prancis. Tetapi karena situasi politik yang sulit maka rumah pertama MSF didirikan di kota kecil Grave, Belanda. Di Grave inilah tunas-tunas perdana MSF dididik, dan kemudian menyebar ke seluruh dunia, mulai dari benua Eropa, Amerika, Asia, dan Afrika.

MISI DAN TEMPAT PENDIDIKAN MSF DI INDONESIA
Para Misionaris Keluarga Kudus (MSF) memulai karya misi perdananya di desa Laham, Kalimantan Timur pada tahun 1926, dalam kerja sama dengan ordo Kapusin. Para misionaris MSF sejak saat itu melayani wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan sebagai medan misi. Dalam perjalanan waktu, ketika Laham dirasa kurang strategis lagi sebagai pusat misi, maka para misionaris MSF memindahkan pusat misi ke Tering (kota kecil di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur).
Di Indonesia, MSF terdiri dari dua Propinsi, yaitu Propinsi MSF Kalimantan dan Propinsi MSF Jawa. MSF Kalimantan berpusat Banjarbaru, Kalimantan Selatan, dan MSF Propinsi Jawa berpusat di Semarang, Jawa Tengah. Saat ini, anggota MSF Propinsi Kalimantan berkarya di: Kalimantan Timur (Tering, Barong Tongkok, Lambing, Sangatta, Paroki Santo Lukas Samarinda, Paroki Santa Theresia Prapatan-Balikpapan, dan Paroki Sepinggan-Balikpapan), Kalimantan Tengah (Tamiang Layang, Ampah, Buntok, Patas, Palangka Raya, Sampit, dan Parenggean), Kalimantan Selatan (Banjarbaru dan Banjarmasin), Atambua, Manila, dan Malang.
Para calon MSF yang berasal dari SMK atau tamatan universitas dipersiapkan di Postulat/Seminari Johaninum Banjarbaru, Kalimantan Selatan selama satu tahun. Selanjutnya mereka dikirim ke Salatiga untuk menjalani tahun Novisiat bersama calon Propinsi MSF Jawa. Selesai novisia para frater MSF Kalimantan menjalani pendidikan Filsafat dan Teologi di STFT Widya Sasana Malang sedangkan Bruder MSF umumnya di IPI Malang atau di IPI Palangka Raya.

PELINDUNG DAN TELADAN KONGREGASI MSF
Dalam Konstitusi MSF pertama tahun 1895 dikatakan oleh Pater Berthier: “Karya ini ditempatkan di bawah teladan Keluarga Kudus Nazareth sebagai teladan rohani para anggota MSF, dan di bawah perlindungan Bunda Rekonsiliasi La Salette. Dalam Keluarga Kudus di Nazareth, Tuhan kita Yesus Kristus, Sang Imam Abadi dan Misionaris Bapa, tumbuh dan berkembang dalam kesederhanaan, dalam saling pengertian, dalam ketaatan yang sempurna, dalam saling mengasihi, dan dalam saling menghormati. Dan di atas Gunung La Salette terkandunglah rencana ini… Di atas segalanya, Keluarga Kudus merupakan teladan semangat saling hormat, ketaatan, kasih, pengosongan diri, kerendahan hati, kerja keras, kemiskinan, dan kemurnian yang harus mewarnai setiap karya anggota MSF. Mereka yang dengan rahmat dipanggil menjadi anggotanya berusaha untuk dijiwai oleh semangat itu” (Konstitusi 1895, nomor 14).
 “Demikianlah Keluarga Kudus merupakan teladan Misioner bagi para Misionaris Keluarga Kudus: Suatu amanat menuju kesatuan persaudaraan dalam Kristus dan suatu tugas untuk membawa seluruh umat manusia menjadi satu keluarga Bapa” (Pembukaan Konstitusi, tahun 1895).


SEMANGAT DAN KHARISMA KONGREGASI
Semangat (spiritualitas) Kongregasi MSF bersumber pada Keluarga Kudus Nazareth. “Janganlah kamu sekalian lupa bahwa penghargaan dan cinta kasih satu sama lain jauh lebih penting dari segala peraturan dan konstitusi, dan tiap aturan maupun kaul bermaksud mengobarkan dalam hati anggotanya cinta kasih kepada Allah dan sesama. Oleh karena itu, patutlah kalian semua sedapat-dapatnya saling dahulu-mendahului dalam memberi hormat, tetap sehati-sejiwa, kerja sama saling membantu, saling menghibur dalam kesusahan dan membesarkan hati, dan saling mendorong” (K. 15). Singkatnya: hidup bersama seturut teladan Keluarga Kudus Nazareth.
Kharisma Kongregasi MSF: Cita-cita Pater Berthier dilanjutkan oleh para misionaris MSF dengan mengembangkan tiga kerasulan khas kongregasi: Kerasulan Misioner, Kerasulan Panggilan, dan Kerasulan Keluarga.
  1. Kerasulan Misi. Semua anggota merupakan misionaris dan harus mengarahkan diri “bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita” (Kis. 2,39). Para misionaris yang diutus kepada orang-orang yang jauh memiliki bidang misi yang amat luas. Dalam pandangan iman kami, orang-orang yang masih jauh dapat berarti mereka yang hidup di benua-benua lain, namun juga mereka yang hidup di negeri sendiri dan jauh dari iman akan Allah dan iman akan Kristus.
  2. Kerasulan Panggilan atau pastoral panggilan gerejani. Kerasulan panggilan merupakan tugas yang amat penting bagi Kongregasi MSF. Melalui Kerasulan Panggilan ini, kami mengajak sebanyak mungkin orang untuk menjadi rekan sekerja dalam mewartakan Injil Allah. Akan tetapi, para misionaris Keluarga Kudus tidak hanya mencari calon-calon baru untuk menjadi religius dan imam, melainkan juga memperhatikan mereka (religius dan imam) yang sedang dan sudah bekerja di dalam Gereja.
  3. Kerasulan Keluarga atau pastoral keluarga. Tergerak oleh ajakan Pendiri, MSF menitikberatkan perhatiannya pada Pastoral Keluarga. Keluarga Kristiani adalah Gereja dalam bentuk kecil. Di dalam keluarga kristiani sebagai gereja kecil terwujudlah Kerajaan Allah, dan melalui pengaruh keluarga-keluarga yang dirasuki oleh benih-benih Sabda Allah, keluarga-keluarga yang lain ikut digerakkan untuk menyerupai Keluarga Kudus Nazareth. Bagi MSF, Pastoral Keluarga merupakan juga Kerasulan Panggilan.


LOGO KONGREGASI MSF
Di tahun-tahun terakhir ini, para ordo religius dan kongregasi mengambil simbol maupun logo untuk menyatakan spiritualitas, orientasi spiritual, serta kerasulan mereka. Simbol yang dimiliki para Misionaris Keluarga Kudus adalah sebagai berikut:
  • Bintang - menunjuk pada kedatangan Sang Penyelamat dalam penjelmaan-Nya, yang hadir dalam Keluarga manusiawi Maria dan  Yusuf
  • Salib - merupakan suatu tanda yang menyatakan keselamatan yang terpenuhi dalam misteri wafat dan kebangkitan Yesus Kristus
  • Lingkaran - mengingatkan tugas misioner yang dianugerahkan oleh Kristus kepada semua anggota Kongregasi MSF “Pergilah ke seluruh dunia” (kepada orang-orang yang masih jauh). Lahan misi MSF seluas dunia.

No comments:

Post a Comment