SEJARAH
SINGKAT
KONGREGASI
PARA MISIONARIS KELUARGA KUDUS
CONGREGATIO
MISIONARIORUM A SACRA FAMILIA (MSF)
Kongregasi para imam
dan bruder Misionaris
Keluarga Kudus atau Congregatio Misionariorum a Sacra Familia (MSF),
didirikan pada tanggal 28 September 1895 di Grave, Negeri Belanda dan mendapat
pengakuan resmi sebagai Kongregasi Kepausan tahun 1911. Kini
berkarya di berbagai benua dan kebangsaan. Pendiri Kongregasi MSF
adalah P. Jean Berthier MS, seorang anggota Kongregasi Maria La Salette (MS) di
Prancis. Pater Berthier amat terkesan oleh Sabda Yesus: “Tuaian memang banyak, tetapi
pekerja sedikit. Karena
itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan
pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Matius 9:37-38). Sabda Tuhan
inilah yang mendorongnya mendirikan Kongregasi baru, Kongregasi MSF, yang
bersifat internasional.
Panggilan untuk
mendirikan Kongregasi MSF terjadi di atas Gunung La Salette, Prancis. Tetapi karena
situasi politik yang sulit maka rumah pertama MSF didirikan di kota kecil
Grave,
Belanda. Di Grave inilah tunas-tunas perdana MSF dididik, dan kemudian
menyebar ke seluruh dunia, mulai dari benua Eropa, Amerika, Asia, dan Afrika.
MISI
DAN TEMPAT PENDIDIKAN MSF DI
INDONESIA
Para Misionaris Keluarga
Kudus (MSF) memulai karya misi perdananya di desa Laham, Kalimantan Timur pada
tahun 1926, dalam kerja sama dengan ordo Kapusin. Para misionaris MSF sejak
saat itu melayani wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan
Selatan sebagai medan misi. Dalam perjalanan waktu, ketika Laham dirasa kurang
strategis lagi sebagai pusat misi, maka para misionaris MSF memindahkan pusat
misi ke Tering (kota kecil di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur).
Di Indonesia, MSF terdiri
dari dua Propinsi, yaitu Propinsi MSF Kalimantan dan Propinsi MSF Jawa. MSF
Kalimantan berpusat Banjarbaru, Kalimantan Selatan, dan MSF Propinsi Jawa
berpusat di Semarang, Jawa Tengah. Saat ini, anggota MSF Propinsi Kalimantan
berkarya di: Kalimantan Timur
(Tering, Barong Tongkok, Lambing, Sangatta, Paroki Santo Lukas Samarinda,
Paroki Santa Theresia Prapatan-Balikpapan, dan Paroki Sepinggan-Balikpapan), Kalimantan Tengah (Tamiang Layang,
Ampah, Buntok, Patas, Palangka Raya, Sampit, dan Parenggean), Kalimantan Selatan (Banjarbaru dan
Banjarmasin), Atambua, Manila, dan
Malang.
Para calon MSF yang berasal
dari SMK atau tamatan universitas dipersiapkan di Postulat/Seminari Johaninum
Banjarbaru, Kalimantan Selatan selama satu tahun. Selanjutnya mereka dikirim ke
Salatiga untuk menjalani tahun Novisiat bersama calon Propinsi MSF Jawa.
Selesai novisia para frater MSF Kalimantan menjalani
pendidikan Filsafat dan Teologi di STFT Widya
Sasana Malang sedangkan Bruder MSF umumnya di IPI Malang atau di IPI
Palangka Raya.
PELINDUNG DAN TELADAN KONGREGASI MSF
“Demikianlah Keluarga Kudus merupakan teladan
Misioner bagi para Misionaris Keluarga Kudus: Suatu amanat menuju kesatuan
persaudaraan dalam Kristus dan suatu tugas untuk membawa seluruh umat manusia
menjadi satu keluarga Bapa” (Pembukaan Konstitusi, tahun 1895).
SEMANGAT DAN KHARISMA KONGREGASI
Semangat
(spiritualitas) Kongregasi MSF bersumber pada Keluarga Kudus Nazareth. “Janganlah kamu sekalian lupa bahwa
penghargaan dan cinta kasih satu sama lain jauh lebih penting dari segala
peraturan dan konstitusi, dan tiap aturan maupun kaul bermaksud mengobarkan
dalam hati anggotanya cinta kasih kepada Allah dan sesama. Oleh karena itu,
patutlah kalian semua sedapat-dapatnya saling dahulu-mendahului dalam memberi
hormat, tetap sehati-sejiwa, kerja sama saling membantu, saling menghibur dalam
kesusahan dan membesarkan hati, dan saling mendorong” (K. 15). Singkatnya:
hidup bersama seturut teladan Keluarga Kudus Nazareth.
Kharisma
Kongregasi MSF: Cita-cita Pater Berthier dilanjutkan oleh para misionaris MSF dengan
mengembangkan tiga kerasulan khas kongregasi: Kerasulan Misioner, Kerasulan
Panggilan, dan Kerasulan Keluarga.
- Kerasulan Misi. Semua anggota merupakan misionaris dan harus mengarahkan diri “bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita” (Kis. 2,39). Para misionaris yang diutus kepada orang-orang yang jauh memiliki bidang misi yang amat luas. Dalam pandangan iman kami, orang-orang yang masih jauh dapat berarti mereka yang hidup di benua-benua lain, namun juga mereka yang hidup di negeri sendiri dan jauh dari iman akan Allah dan iman akan Kristus.
- Kerasulan Panggilan atau pastoral panggilan gerejani. Kerasulan panggilan merupakan tugas yang amat penting bagi Kongregasi MSF. Melalui Kerasulan Panggilan ini, kami mengajak sebanyak mungkin orang untuk menjadi rekan sekerja dalam mewartakan Injil Allah. Akan tetapi, para misionaris Keluarga Kudus tidak hanya mencari calon-calon baru untuk menjadi religius dan imam, melainkan juga memperhatikan mereka (religius dan imam) yang sedang dan sudah bekerja di dalam Gereja.
- Kerasulan Keluarga atau pastoral keluarga. Tergerak oleh ajakan Pendiri, MSF menitikberatkan perhatiannya pada Pastoral Keluarga. Keluarga Kristiani adalah Gereja dalam bentuk kecil. Di dalam keluarga kristiani sebagai gereja kecil terwujudlah Kerajaan Allah, dan melalui pengaruh keluarga-keluarga yang dirasuki oleh benih-benih Sabda Allah, keluarga-keluarga yang lain ikut digerakkan untuk menyerupai Keluarga Kudus Nazareth. Bagi MSF, Pastoral Keluarga merupakan juga Kerasulan Panggilan.
LOGO
KONGREGASI MSF
Di tahun-tahun terakhir ini,
para ordo religius dan kongregasi mengambil simbol maupun logo untuk menyatakan
spiritualitas, orientasi spiritual, serta kerasulan mereka. Simbol yang
dimiliki para Misionaris Keluarga Kudus adalah sebagai berikut:
- Bintang - menunjuk pada kedatangan Sang Penyelamat dalam penjelmaan-Nya, yang hadir dalam Keluarga manusiawi Maria dan Yusuf
- Salib - merupakan suatu tanda yang menyatakan keselamatan yang terpenuhi dalam misteri wafat dan kebangkitan Yesus Kristus
- Lingkaran - mengingatkan tugas misioner yang dianugerahkan oleh Kristus kepada semua anggota Kongregasi MSF “Pergilah ke seluruh dunia” (kepada orang-orang yang masih jauh). Lahan misi MSF seluas dunia.